E-learning

E-LEARNING

 A.    Definisi E-learning

E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang sedang dijalani di dunia Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu “e” yang merupakan singkatan dari “electronic” dan “learning” yang berarti “pembelajaran”. Jadi E-learning berarti pembelajaran denan menggunakan bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer.

Soekarwati, Haryono, dan Librero (2002) dalam Dewi Salma dan Evelina (2004:198) mendefinisikan e-learning atau pembelajaran melalui on line adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti: telephone, audio, videotape, transmisi satellite, atau komputer.

B.     Konsep dan aspek-aspek E-learning

Untuk membangun e-learning yang baik paling tidak terdapat tiga aspek penting yang merupakan kerangka utama e-learning yaitu: konten, teknologi serta manajemen.

1. Konten

Dalam proses pembelajaran konten memegang peranan penting karena langsung berhubungan dengan proses pembelajaran peserta (siswa). Konten merupakan obyek pembelajaran yang menjadi salah satu parameter keberhasilan e-learning melalui jenis, isi dan bobot konten. Sistem e-learning harus dapat:

a)      menyediakan konten yang bersifat teacher-centered yaitu konten instruksional yang bersifat prosedural, deklaratif serta terdefinisi dengan baik dan jelas

b)      menyediakan konten yang bersifat learner-centered yaitu konten yang menyajikan hasil (outcomes) dari instruksional yang terfokus pada pengembangan kreatifitas dan memaksimalkan kemandirian;

c)      menyediakan contoh kerja (work example) pada material konten untuk mempermudah pemahaman dan memberikan kesempatan untuk berlatih;

d)     menambahkan konten berupa games-games edukatif sebagai media berlatih alat bantu pembuatan pertanyaan.

Dari fungsi-fungsi diatas, sistem e-learning yang baik paling tidak harus memuat konten berikut.

a. Informasi. Berisi informasi yang ingin disampaikan pada user mengenai pengajaran yang akan diikuti. Bentuk modul informasi ini dapat berupa silabus, berita dan informasi, pengumuman dsb.

b. Materi Pembelajaran. Berisi material pembelajaran yang akan disampaikan melalui berbagai jenis format. Format tersebut seperti teks, gambar, foto, grafik, slide presentasi, animasi, HTML, audio (narasi, audio streaming, audio recorded), video (video recorded, video streaming).

c. Interaksi dan komunikasi. Berisi konten yang memfasilitasi proses interaksi dan komunikasi baik antara siswa dan siswa maupun siswa dan trainer, secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous);

d. Tugas, tes dan evaluasi siswa. Konten yang berisi aktifitas penugasan, tes serta evaluasi bagi siswa.

e.  Sumber daya digital (digital resources). Konten berisi berbagai sumber daya pembelajaran berbentuk digital dan/atau online.

2. Teknologi

Penggunaan teknologi merupakan bagian dari proses penyampaian pembelajaran. Yang menjadi indikator pemilihan teknologi yaitu teknologi yang mampu memfasilitasi proses penyampaian pembelajaran secara efisien dan efektif ditengah berbagai keterbatasan fisik, ruang dan waktu.

pembelajaran bahkan hingga layanan-layanan secara realtime seperti Video Conference, Video Streaming dan sebagainya.

Hal lain yang terkait dengan perencanaan infrastruktur jaringan adalah:

a. Model koneksi jaringan, yaitu pengembangan koneksi melalui dua pendekatan yaitu: (1) koneksi lokal (intranet) serta; (2) koneksi global (internet).

b. Bandwidth. Kapasitas bandwidth yang disediakan harus melalui perhitungan dan analisis yang tepat terutama pada kebutuhan dan ketersediaan bandwidth yang ada.

c. Lokasi/Gedung. Menyediakan lokasi/gedung yang representatif baik dari kemudahan akses lokasi, kemudahan penempatan hardware dan jaringan serta keamanannya.

d. Manajemen Infrastruktur. Memastikan jalannya komponen infrastruktur, memperkecil gangguan terhadap jalannya sistem serta memastikan kelancaran akses sistem.

e. Staf TI. Staf yang mempunyai pengetahuan dan keahlian teknis dalam platform sistem e-learning dan pengelolaan infrastruktur teknologi.

3. Manajemen

Penyelenggaraan kegiatan proses pembelajaran harus dilakukan dengan memperhatikan aspek pengelolaan. Hal ini membutuhkan organisasi pembelajaran yang baik serta lengkap dan dimulai dari perencanaan yang matang serta fokus terhadap organisasi dan personel. Kridanto, Adi, Husni[3] menjelaskan beberapa personel kunci yang memegang peranan dalam berlangsungnya program pembelajaran sebagai berikut.

ü  Siswa (Student).

ü  Pengajar (Teacher).

ü  Instruktur (Instructor).

ü  Administrator.

ü  Support Staff/Helpdesk.

ü  Institusi Penyelenggara

Selain itu juga harus mampu menyediakan unit-unit organisasi yang berfungsi sebagai elemen pendukung organisasi. Hill menjelaskan fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut.

a)      Penyedia Informasi (Information Services). Menjadi sarana penyedia informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

b)       Pelatihan (Training). Memfasilitasi kebutuhan pelatihan baik untuk siswa dan pengajar maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

c)       Konsultasi (Consulting). Memberikan pelayanan berupa saran dan pendapat.

d)     Pengembangan kurikulum dan material ajar (Curiculum and Material Development). Pengembangan model pembelajaran agar dapat sesuai dengan tujuan obyektif e-learning.

e)       Penelitian (Research). Mencari formula dan bentuk-bentuk pengembangan baru yang lebih baik untuk dapat dicapai.

Kemudian juga diperlukan pengembangan fungsi unit-unit organisasi yang lebih bersifat strategis ke arah pendekatan modul bisnis. Beberapa fungsi organisasi yang perlu dimiliki adalah sebagai berikut.

1. Marketing dan Promosi (Marketing and Promotion).

2. Administrasi (Administration).

3. Teknis (Technical).

C. Sejarah E-learning

E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas llionis di Urban-champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan E-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan E-learning dari masa ke masa:

a)   Tahun 1990: Pada masa CBT (Computer-Based Training) dimana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.

b)   Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.

c). Tahun 1997: LMS (Learning Management System). Seiring perkembangan teknologi internet, masyarakat didunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

d). Tahun 1999 sebagai tahun aplikasi E-learning berbasis web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajar. LMS mulai digabungkan dengan situs=situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukura kecil.

D. Karakteristik E-learning

Adapun karakteristik E-learning antara lain adalah :

  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana pengajar dan siswa, siswa dan sesame siswa atau pengajar dan sesame pengajar dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

2.     memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network)

3.     menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan dikomputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan siswa kapan aja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya

4.     memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendididkan yang dapat dilihat disetiap saat dikomputer.

Maka dapat dilihat bahwa pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet karena teknik pembelajaran yang terdapat di internet begitu lengkap yang akan mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran.

E. Keunggulan E-learning

Keunggulan menggunakan E-learning adalah sebagai berikut :

a)      Menghemat waktu proses belajar mengajar.

b)      Mengurangi biaya perjalanan.

c)      Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku).

d)     Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.

e)      Melatih pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

F. Kelemahan E-learning

Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari

berbagai kekurangan. Berbagai keritik (Bullen,2001 dan Beam,1997), antara lain :

Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain :

a)      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.

b)      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik social dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

c)      Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.

d)     Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensial, juga dituntut mengetahui teknikpembelajaran menggunakan ICT.

e)      Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

f)       Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

g)      Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan internet.

h)      Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Leave a comment